 |
| Cerita Yang Bergairah |
Bandar Blackjack - Rumah besar sekali, pagar hijaunya yang tinggi menghalangi pandangan untuk melihat ke dalam rumahnya. Tanpa menunggu lama karena hujan yang semakin deras, ku tekan saja tombol bell yang ada didepan dan berharap ada orang dirumah. Bell ku tekan tiga kali, tidak juga ada jawaban. Aku hampir putus asa dam berniat menitipkan dompet ke warung tadi, meski khawatir uang yang ada didalamnya akan diambil si pemilik warung.
- Ya sudahlah, yeng penting niatnya sudah baik. "pikir ku dalam hati.
Baru saja aku menaiki motor ku kembali, tiba-tiba pintu terbuka. Seorang wanita keluar, dengan pakaian putih ketat, celana pendek yang berwarna krem dan sendal jepit sambil memenggangi payung. Wajahnya bisa dibilang mirip dengan cewe ini.
"Cari siapa, mas...? Tanya wanirta tersebut.
"Hmm. Shinta ada..? Balasku
"Iya, saya shinta. Siapa ya....? Ada perlu apa, Mas..?
"Oh mbak yang namanya Sinta ...? Ini mbak, saya tadi yang nemuin dompet mbak didekat pom bensin..." Kata ku sambil menyodorkan dompetnya.
Matanya terbelak melihat dompetnya,ia pun langsung histeris. "ya ampun ! Akhirnya...!
Aduh, makasih ya mas...."Teriaknya sambil meraih dompet yang aku berikan.
Ia pun segera membuka dan memeriksa isi dompetnya.
"di cek aja dulu, mbak ada yang ilang apa enggak.
"ia menggeleng, "enggak ada, mas, uangnya masih ada semua..."jawabnya sambil menutup dompet.
"Mas masuk dulu yuk. Hujan mas.... "Tawaran Sinta.
"Ah, gak usah mbak. Sudah malam saya langsung pulang saja..
"Hujannya deras mas. Baju mas basah , lebih baik masuk dulu untuk mengeringkan Badan. Anggap sja untuk rasa terima kasih saya...
Setalag ku pikir-pikir, jalan menuju rumahku masih terbilang jauh, Di rumah pun tidak ada orang tua yang menunggu karena orang tuaku sedang bepergian keluar kota. Aku pun berpikir panjang dan menyetujui tawarannya.
"Ok deh, Mbak numpang neduh dulu kalu gitu..."jawabku.
Aku pun memasukan motorku dan mengikuti Sinta masuk kedalam rumahnya. Aku melihat isi dalam rumah nya Sinta yang begitu besar dan ruang tamu nya begitu luas, sofa dengan kulit yang terlihat mahal. Aku jadi cukup canggung masuk kedalamnya.
"Silahkan duduk, Mas. Anggap saja rumah sendiri....Sinta mempersilakan ku duduk.
"Iya Mbak..."jawabku sambil duduk disofa.
"sebentar ya mas, "Sinta berlalu masuk, sepertinya ia masuk dalam kamarnya.
Rumahnya cukup besar, ruang tamunya dipenuhi beberapa hiasan antik. Lukisan pendesaan berukuran cukup besar, tergantung didinding tepat di hadapanku. Disudut ruangan terdapat guci berukuran cukup besar dan hiasan lain yang menambah suasana mewah rumah tersebut.
"Ini mas minumnya mas.
0 komentar:
POST A COMMENT