Dominobet Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS (USD) pada
perdagangan Kamis sedikit mengalami tekanan, namun masih di level
sekitar Rp 13.800-an per USD.
Data Bloomberg pagi ini, Rupiah dibuka melemah 29 poin ke level Rp
13.850 dari posisi penutupan perdagangan kemarin Rp 13.821 per USD.
Kurs tengah
Bank Indonesia (BI) kemarin menguat 317 poin ke level Rp 14.065 dari posisi hari kemarin Rp 14.382 per USD.
Dewapoker
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan, selama
tiga hari ke belakang Rupiah mengalami penguatan sekitar 5,6 persen,
jauh lebih tajam dibanding penguatan mata uang lain di Asia terhadap
USD.
Menurut Rangga, dukungan faktor internal terhadap pelemahan USD di
pasar global masih menjadi alasan utama. Paket kebijakan ekonomi III
yang diumumkan kemarin sore berpeluang menambah sentimen positif untuk
laju Rupiah.
"Walaupun sentimen negatif dipastikan datang dari penurunan drastis
cadangan devisa serta rilis FOMc meeting dini hari besok," ucap Rangga
dalam riset hariannya,
Jakarta,
Sebelumnya,
Bank Indonesia
mengeluarkan data terbaru mengenai posisi cadangan devisa Indonesia.
Per September 2015, cadangan devisa tercatat tinggal USD 101,7 miliar.
Angka ini menurun USD 3,6 miliar dibandingkan posisi akhir Agustus 2015
sebesar USD 105,3 miliar.
Dalam siaran pers resminya, Bank Indonesia menyebut, penurunan
cadangan devisa disebabkan oleh penggunaan dalam rangka pembayaran utang
luar negeri pemerintah dan dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Bandar blackjack
Hal tersebut dinilai sejalan dengan komitmen Bank Indonesia yang
telah dan akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi
nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya guna mendukung
terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa per akhir
September 2015 masih cukup membiayai 7,0 bulan impor dan pembayaran
utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan
internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung
ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi
Indonesia ke depan.
0 komentar:
POST A COMMENT